Wednesday, December 08, 2010

The Man in the Arena - April 23, 1910 - Theodore Roosevelt

It is not the critic who counts; not the man who points out how the strong man stumbles, or where the doer of deeds could have done them better. The credit belongs to the man who is actually in the arena, whose face is marred by dust and sweat and blood; who strives valiantly; who errs, who comes short again and again, because there is no effort without error and shortcoming; but who does actually strive to do the deeds; who knows great enthusiasms, the great devotions; who spends himself in a worthy cause; who at the best knows in the end the triumph of high achievement, and who at the worst, if he fails, at least fails while daring greatly, so that his place shall never be with those cold and timid souls who neither know victory nor defeat.
I will stand upon my watch, and set me upon the tower, and will watch to see what he will say unto me, and what I shall answer when I am reproved. ~Habakkuk 2:1

"Be still," the Lord said to me, "I'm here."

Tuesday, August 17, 2010

tessa: You know, there're some nights that u wish u had someone with u
tessa: I hate when that happens
tessa: :P
Nikhil dochania: lol
Nikhil dochania: i know what u mean
Nikhil dochania: well thanks to TV and internet
tessa: No kidding lol

Tuesday, May 11, 2010

For what it's worth, there are always lessons to learn, more love to give, bigger heart to love, sincerity to share, forgiveness to give away, hope to be kept alive, dreams and planning to be reset, same old story but always a new stronger you ~ tess (may '10)

Thursday, May 06, 2010

But you can't stop nothing
if you got no control
of the thoughts in your mind
that you kept and you know
you don't know nothing
but you don't need to know
the wisdom's in the trees
not the glass windows
You can't stop wishing
If you don't let go
of the things that you find
and you lose, and you know
you keep on rolling
put the moment on hold
the frame's too bright
so put the blinds down low

Tuesday, March 30, 2010

Monday, March 29, 2010

Read

Time To Say Goodbye (English Version) Lyrics

here.


Lyrics

Time To Say Goodbye (English Version) Lyrics

When I am alone I sit and dream
And when I dream the words are missing
Yes I know that in a room so full of light
That all the light is missing
But I don't see you with me, with me
Close up the windows, bring the sun to my room
Through the door you've opened
Close inside of me the light you see
that you met in the darkness

full lyrics

more Sarah Brightman lyrics

Friday, March 05, 2010

only in silence I've found peace

Life has always been, forever will be unexpected.
And only in silence today, being here, in silence alone with my rambling thoughts I've come to a state where I believe I've a better understanding, full acceptance and respect of who I am.
A
passion for a better living, a passion for career, a passion for writing wishing one day I will leave a legacy of my words in a book.

A lot of hurtful moments, tragedies or happiness, reconciliations have happened; I laughed, I cried, I tried, I worked with tears and blood and
yet I am here today. In silence, enjoying the moment feeling a bit of bitterness but almost complete as a whole. Because I know, there are times I need support but there are also times I will need to stand up for myself. Bitter sweet, lovely.

Am I lonely? Strangely, no.

Now I understand that even though my friends and family cannot always be there for me, I know that whenever they can they will be, to support me or just as simply as being there for me. My closest friends are not many, you can even count them with your fingers but I've been blessed to have them in my life.

Am I grateful? Very much so.

Only through hardships and pains I understand who I really
am and my real friends are.
The worst things I can imagine have already happened, so there's nothing to fear really.

It has never been about winning or loosing for me nor about proving myself

for I will keep evolving but have been and forever lastingly am strong

Tuesday, February 23, 2010

the future belongs to those who believe in the beauty of their dreams

Monday, February 01, 2010

Para pembaca blog saya yang budiman,

Kehidupan manusia seperti yang kita jalani sehari-hari, terbagi menjadi dua: kehidupan sosial dan kehidupan pribadi. Kalau pembaca yang budiman dengan setia mengikuti blog saya, tentunya sudah bukan rahasia lagi, bahwa kehidupan saya ya... bukan rahasia lagi :)

Dengan hati terbuka dan jiwa besar saya hidup berdampingan dengan para fotografer yang bergantian setia menemani saya, baik dari jauh atau dekat, baik di dalam maupun di luar negri; selama setahun lebih ini.

Pertama-tama, tentunya lumayan menjengkelkan karena kok moto ga bilang-bilang, belum lagi kalau di pagi hari saya seperti orang baru bangun tidur, rambut berantakan dan muka masih muka bantal. Tapi tentunya jauh lebih baik berpose untuk foto saya sebanyak-banyaknya, daripada ancaman atas keselamatan saya benar-benar dilaksanakan. Oya, kalo nanti benar-benar terjadi yah, terimakasih teman-teman sudah setia selalu membaca blog saya ini, doakan saya dibebaskan dari dosa dan ikatan duniawi, hanya dengan doa teman-teman saya bisa masuk di surga dan saya pengin banget masuk surga, siapa juga yang mau masuk neraka.

Senang rasanya kalo ditengah segala keanehan yang terjadi, toh saya bisa menjadi berkah dan bermanfaat menjadi lapangan rejeki untuk para fotografer tersebut. Kira-kira berapa ya harga hasil satu jepretan foto saya, mungkin ga ya seharga fotonya foto paparazzi para selebritis, aihh senangnya! Saya sih berharap dengan harga setinggi itu, suatu hari nanti si fotografer bersedia berbagi komisi dengan saya, boleh juga tuh. Cuma ya kalo harganya cuma 5,000 per lembar mendingan panggil tukang foto keliling itu lho yang pakai sepeda kring-kring untuk dateng ke kantor saya tiap sore untuk sesi foto. Nanti saya pura-pura ga tau kok, tenang aja ;)

Teman-teman, sekali lagi saya ceritakan bahwa bukan rahasia juga kalo saya menyayangi dan perduli akan Peter dengan sepenuh hati, begitu juga hal nya terhadap mantan saya. Saya ini orangnya penuh dengan cinta kasih, perhatian dan menyayangi. Sungguh bukan membanggakan diri, coba deh dekat-dekat sama saya, masa ga bisa liat sih ketulusan saya. Seiring usia saya juga menyadari bahwa bukan berarti menyayangi atau perduli akan seseorang kita harus selalu memiliki dan berada di dekat orang tersebut, kalau kata pepatah, jauh di mata dekat di hati, Peter itu sudah seperti keluarga saya sendiri. Saya tidak akan lupa jasanya menemani dan merawat selama saya dekat dengannya, juga untuk menjadikan saya sebagai apa adanya hari ini.

Dan saya ceritakan sekali lagi, kalo saya memaafkan Peter dan siapa pun yang merasa bersalah dengan apa yang terjadi. Sudah setahun lamanya, bisa kan kita sama-sama saling melanjutkan hidup masing-masing. Waktu itu, walaupun bisa jadi linear tapi dia berjalan lurus maju terus bukan ke belakang.

Hidup itu adalah pilihan, seperti kata kampanye, maka merupakan hal yang manusiawi dan alamiah kalau saya memilih menyayangi Peter walaupun sudah jelas banget kalau Peter, selain bodoh, sama sekali tidak lagi menginginkan bersama saya. Sama juga dengan pilihan yang diambil pihak-pihak lain untuk terus merasa bersalah dan dihantui. Sementara kita bergumul dengan pilihan kita masing-masing, pilihan Peter juga sudah sangat jelas karena dia tidak bersama saya lagi.

Berhentilah berspekulasi dan ingat, waktu itu sangat berharga, lebih berharga dari uang. Bayangan suatu hari nanti Peter akan kembali dengan saya itu benar-benar kegilaan sesaat dan ketakutan yang tidak beralasan. Mungkin perlu ditulis besar-besar dan dipajang di atas ranjang supaya bisa dibaca setiap mau tidur dan bangun pagi kalau tidak ada teman yang bisa mengingatkan.
Namun bisa saya pahami, siapa pun bisa jadi tergila-gila kalau tidak sedikit gila saat dekat-dekat Peter. Maklum sang ilusionis, cuma ingat saja, dia juga cuma manusia biasa. Pokoknya ingat deh, kita semua itu masih manusia yang punya akal budi pekerti kalau kata buku PPKN, hargai orang lain seperti layaknya kita ingin dihargai.

Mungkin kata-kata saya ini tidak lebih dari masuk mata kiri keluar mata kanan, setidaknya ini yang bisa saya lakukan karena tidak mampu membayar tukang pukul :)

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari mendengar dari Peter sendiri kalau saya harus berhenti menghubungi dia atau keselamatan saya, keluarga saya dan karir saya akan terancam. Permainan beberapa orang sungguh di luar dunia saya, siapakah saya, bahkan untuk melawan ketika nyawa saya terancam saja tidak bisa. Wong hidup saja pas-pasan, apalagi membayar pembunuh bayaran, malahan lebih besar kemungkinan saya meninggal duluan karena kecelakaan tertabrak mobil saat naik angkot sebelum saya mampu membayar tukang pukul untuk membalas ancaman tersebut. Benar-benar lucu.
Semoga dengan hal tersebut banyak pihak sudah merasa lebih terlegakan dan terbebaskan.

Tentu saja keselamatan saya, keluarga saya, karir saya jauh lebih penting dibandingkan Peter. Peter tidak lebih dari sekedar seorang laki-laki yang membuat keputusan yang bodoh. Semoga dia bisa belajar lebih dewasa lagi.

Buat saya cinta itu bisa jadi buta dan gila tapi tidak bodoh.
Saya sudah menentukan pilihan bahwa yang saya perlukan adalah pasangan yang bisa menerima saya apa adanya karena saya memang berharga dan layak dihargai dan dicintai seperti itu.

Roda dunia itu berputar dan saya salah satu orang yang percaya akan karma. That you get what you give, what goes around, comes around. Dulu saya meninggalkan mantan saya demi Peter dan sekarang karma saya sudah kembali hingga saya bisa memulai lagi dari awal. Waktu kalian masih panjang, kalao tidak karena saya pasti juga karena pihak lainnya yang akan menjadi alasan Peter untuk meninggalkannya.

Kalo kita ingin melindungi orang yang kita sayangi dengan memastikan dia tidak akan terluka, itu namanya kita tidak benar-benar menyayanginya. Setiap orang berhak untuk merasakan sakit dan pahitnya hidup seperti halnya dia berhak untuk merasakan kebahagian dan kebebasan. Pahit dan kerasnya hidup, itu yang membuat kita menjadi manusia yang lebih kuat dari sebelumnya, yang membuat kita semakin layak untuk dicintai dan mencintai. Dan semoga di suatu hari nanti kita sudah layak diberikan kesempatan dan tanggung jawab terbesar untuk menjadi manusia yang membesarkan dan mendidik anak kita menjadi yang terbaik.

Walaupun pergumulan dan perjuangan yang dialami kita masing-masing berbeda. Walaupun saya bukan anak orang kaya dan memiliki penyakit, tapi kalo para pembaca budiman sering ke gereja dan rajin mendengarkan dan mengimani firman, Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang di luar kemampuan kita :)
Amini itu karena Tuhan besar adanya. Lebih besar kuasa-Nya daripada uang ataupun kekuasaan yang ada di dunia ini. Ada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan ataupun kita pahami, terimalah keadaan itu, berdamailah.

Blog entry ini kalau dalam bahasa inggrisnya hanyalah bagian dari diri saya yang sedang 'venting' with no pun intended. Kalau ada pihak-pihak yang merasa disebut, kejadian dan cerita di atas memang bukan fiksi adanya tapi ya mbok ga perlu dibahas atau dibales toh entry saya ini, kecuali kita semua masih belum bisa melepaskan kenyataan yang terjadi. Kenyataannya adalah Peter sudah tidak dengan saya dan saya sudah tidak menghubungi dia lagi. Begitu aja kok repot :)


Begini kalau kata teman saya Chef Ario: "Saya belajar diam dari banyaknya bicara, saya belajar sabar dari sebuah kemarahan, saya belajar mengalah dari suatu keegoisan, saya belajar menangis dari kebahagiaan dan saya belajar tegar dari kehilangan. Orang yg paling bahagia, tidak selalu memiliki sesuatu yg terbaik, tetapi hanya berusaha menjadikan setiap apapun yg hadir dalam hidupnya sebagai yang terbaik."

Hebat ya, sudah pandai masak, pandai filosifi pula, pria idaman!